Ditulis Oleh: Sri Mulatsih
“Penemu radar tiga dimensi adalah Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, yang berasal dari Indonesia.”
“Bunda, adakah lampu merah di udara?” tanya Garda ketika kami sedang duduk bersantai
“Tidak, Nak,” jawabku.
“Lalu, bagaimana cara pesawat terbang tidak bertabrakan?” tanya Garda kembali. Aku tersenyum, kemudian kurengkuh pundaknya. Mata bulat anak bungsuku itu menyimpan tanya.
“Salah satunya menggunakan radar,” sahutku.
“Radar?”
“Benar. Radar (Radio Detection and Ranging) merupakan alat yang digunakan untuk mengganti kemampuan mata manusia dalam mengawasi dan mengamati objek-objek yang terbatas. Alat ini memakai gelombang radio untuk mendeteksi jarak, kecepatan, dan arah benda yang bergerak atau benda yang diam. Biasanya dipakai dalam penerbangan dan pelayaran. Salah satu ilmuwan pengembangan radar adalah Robert Watson-Watt, asal Skotlandia pada tahun 1940.”
“Nah, negara kita mempunyai seorang ilmuwan yang berhasil mempunyai banyak penemuan dan memegang hak paten terhadap penemuannya itu. Beliau adalah Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo. Salah satu penemuannya adalah radar tiga dimensi. Radar ini merupakan radar dengan teknologi yang memiliki kemampuan untuk menentukan jarak, azimut, dan tinggi target dalam sekali pemindaian. Pada saat ini, radar telah digunakan oleh TNI AU sebagai salah satu unsur sistem pertahanan udara nasional. Beliau melakukan pengembangan radar ini sejak tahun 1989.”
“Hebat ya, Bunda??”
“Benar Garda, semua anak Indonesia pun dapat menjadi seperti Prof. Josh, asalkan rajin belajar dan tidak mudah putus asa.” ***